-->

Thursday, October 29, 2015

Cerita Si Teteh #8: Nothing Last Forever

Rasanya sedih.

Ternyata badan ini punya alarm tersembunyi yang kalau sudah berbunyi menandakan kalau tempat tidurmu jauh lebih hangat dibanding apapun di dunia ini. Sepertinya selimut tebal ini bisa memanggilku dan mendekap tanpa mengizinkanku untuk pergi. 
Sabtu dan Minggu yang seharusnya bisa aku gunakan untuk refreshing dari 5 hari menatap layar dengan penuh angka malah tidak seperti yang aku bayangkan. Badan ringkih ini seraya tak pernah mengizinkanku untuk seharian bersenang-senang atau sekedar makan es krim di Mall.
Ah, mungkin ini tidak seberapa dibanding orang-orang di luar sana yang tidak bisa sama sekali untuk bangun dari tempat tidur. Aku masih untung, masih bisa kerja, masih bisa jalan-jalan dengan keluarga, masih bisa meluangkan waktu untuk berkumpul dengan teman-teman dan orang-orang tersayang.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tulisan di atas ditulis pada bulan Januari 2015, dan sekarang tahun 2015 sudah hampir selesai. Setelah sekian lama tidak pernah kembali mengunjungi halaman ini, kali ini kembali aku akan menuliskan sedikit cerita tentang apa yang sudah kulalui. Nggak semua sih karena pasti akan sangat panjang dan nggak selesai-selesai ngetiknya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Karena kita tidak bisa mengharapkan kebahagian berlangsung selama yang kita mau.

Tahun 2015 sudah mau selesai, ya. Anaknya masih aja kurus, masih belum memenuhi target buat punya berat badan 55 kilogram. Masih dengan sifat keras kepalanya yang gak cukup hanya dibebal ceramah. Ya, makhluk yang jauh dari sempurna ini sedang merasakan langkah hidup yang cukup lumayan berat menurut gue sih ya.

13 Mei 2015.
Bagi orang lain, mungkin ini seperti layaknya hari biasa. Karyawan ya kerja, ibu rumah tangga ya ngurus rumah, anak sekolah ya belajar, pedagang ya jualan, dan kesibukan lain yang biasa orang lakukan. Tapi buat gue, hari ini adalah hari dimana kali pertama gue ngga mau tiup lilin. Bukan, bukan karena mati listrik, tapi karena lilin di atas kue itu terlalu ceria untuk ditiup.
Actually, i've been waiting for so long for today. My favorite number, on the right time (i guess).
Sudah membuat berbagai rencana untuk direalisasikan hari ini, namun apalah daya, Allah belum berkehendak. Jam 12 malam tadi, dibangunin sambil dibawain kue tart dengan tulisan manis dan lilin-lilin itu. Lilinnya angka 2 sama 7, kan harusnya 1 sama 7 T_T. Nggak ada kepikiran sama sekali buat tiup lilin, jadi mereka yang tiup, maaf ya :(
Kenapa? karena sedih.

Gue bukan termasuk tipikal orang yang suka cerita panjang lebar tentang kehidupan sendiri di media sosial. Sudah ada 14 draft yang seharusnya bisa dipublish, tapi banyak tapinya. Banyak yang mau dikeluarin dari kepala, tapi buat apa? toh lebih baik menyimpan semuanya sendiri, egoisnya sih begitu. Empati. Nggak semua orang punya, kan? bahkan keluarga, pacar, atau sahabat sendiri.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Satu yang bisa gue share di sini, that there's nothing last forever. Manusia bisa berencana apapun, tapi Tuhan juga yang punya kuasa, kan? Bikin rencana itu asyik, apalagi kalau rencananya punya tujuan yang baik.
Ada rasa yang kadang manusia tidak bisa menjelaskannya kepada orang lain. Bukan, bukan karena introvert atau menutup diri dengan lingkungan luar. Adanya sebuah masalah menandakan kita hidup. Membuat otak kita bekerja dua kali lipat dibanding biasanya. Berpikir bagaimana cara untuk menyelesaikannya, bagaimana kita seharusnya bersikap, dan bagaimana kita tiak mengulangi kesalahan yang sama.

Di sini, ego kita diuji.

Dan semoga kesempatan kali ini lebih baik untuk membuka sebuah halaman baru dalam rentang hidup selanjutnya.

No comments:

Post a Comment

Cute Deer