-->

Thursday, May 22, 2014

Trip to Yogyakarta

YOGYAKARTA DAY 1

Dari dulu kepengen nulis blog tentang travelling, tapi malu karena belom bisa dibilang "anak travel" karena bisa dihitung jari jalan-jalannya. Ya namanya juga belajar, dari yang kecil-kecil dulu. Sebenernya udah lebih dari tiga kali saya travelling ke Yogyakarta. Kota ini selalu bikin kangen, padahal wisatanya sudah hampir semua pernah saya kunjungi. Favorit saya adalah daerah pantai di Gunung Kidul. Magic. Ini cerita saya.

Dua minggu sebelum saya berulang tahun, tiba-tiba kepengen balik lagi liburan ke Yogya. Akhirnya saya dan keluarga pun langsung memesan tiket tujuan Yogyakarta dan pulang dari Semarang karena saya sebelumnya belum pernah ke Semarang. Berbekal cuti satu hari dari kantor, dan beruntungnya bisa dapet izin untuk pulang lebih awal di hari keberangkatan, berangkatlah saya ke Stasiun naik ojek karena takut ditinggal kereta lol. Nggak lucu kan yah, sampe stasiun tau-tau keretanya udah berangkat.

Delapan jam lebih perjalanan sampai tiba di Yogya jam setengah tiga pagi pemirsah. SETENGAH TIGA, karena keretanya berangkat telat. Akhirnya saya putuskan untuk langsung berangkat ke daerah pantai di Gunung Kidul. Selama di Yogya saya menggunakan rental mobil dari Duta Transport Yogya dan pinjem driver sekalian karena dari Yogya harus ke Semarang. Kebetulan dapet supir ramahnya minta ampun, namanya Pak Sigit. Kira-kira 1,5 jam sampai di pantai, saya solat Subuh di Mesjid Pantai Drini. Subuh di pantai, kurang indah apalagi coba. (Sis, masih gelap sis, bulan aja belom ngumpet). Nunggu beberapa menit akhirnya matahari mulai muncul, dan inilah bentuk Pantai Drini dikala Subuh.

PANTAI DRINI, GUNUNG KIDUL

Pantai Drini-- Wonosari, Gunung Kidul Yogyakarta
Foto di atas nggak di edit sama sekali, hanya pake camera Iphone 4s Panoramic. Subhanallah bagusnya. Saya juga baru pertama kali ke Pantai Drini, ini rekomendasi dari driver saya. Sayang, saya nggak dapet spot untuk liat sunrise. Tapi begitu saja sudah takjub. Air pantainya warnanya hijau, bukan biru karena belum dapet pantulan dari langit karena langitnya masih gelap. Di sana, dari Subuh sudah banyak orang yang (mungkin) menginap dari malam untuk melihat sunrise atau sekedar berkemah di tepi pantai. Tapi tetap nggak seramai pantai di Bali.

PANTAI INDRAYANTI, GUNUNG KIDUL

Kalau sudah sampai di daerah Gunung Kidul, nggak akan cukup hanya pergi ke satu pantai karena di sana ada beberapa pantai yang emang bagus banget. Lanjut, ke pantai sebelah, namanya pantai Indrayanti. Katanya sih pantai ini adlah pantai favorit di sana karena masih biru dan punya view yang keren. Menurut saya sih memang bagus, tapi sayang sudah mulai ramai dengan adanya Cafe and Resto di pinggir pantai. Saya kurang suka karena tata letaknya kurang rapi. Tapi memang, dari beberapa pantai yang pernah saya kunjungi, memang pantai ini yang paling bagus (andai saja tidak ramai oleh pengunjung).

Pantai Indrayati-- Wonosari, Gunung Kidul Yogyakarta

Edited with Snapseed
Udah mulai panas, dan udah mulai capek karena jalan-jalan di atas pasir (ngapain capek ya, orang nggak disuruh itung pasir) saya dan yang lain memutuskan untuk pulang menuju ke Wisata Erupsi Gunung Merapi.

WISATA ERUPSI GUNUNG MERAPI

Dari Pantai, bingung lagi mau kemana karena masih pagi, dan akhirnya memutuskan untuk ke Daerah Kaliurang, Wisata Merapi. Nah loh, ntar kalo gunungnya meletus piye?
Sampe di Kaki Gunung Merapi, harus naik mobil Jeep untuk ngeliat pemandangan di puncak bukit. For the first time of my life, saya ngerasain naik Jeep itu HOROR pemirsah. Saya aja sampe kepeleset jatuh di mobil saking terjal banget jalannya.

Mobil Jeep di kawasan Merapi Yogyakarta
Sampai di kaki gunung, disuguhkan pemandangan bukit terjal dengan balutan kabut tebal. Gunung Merapinya ketutup T__T dan nggak boleh ngelewatin banker karena terlalu berbahaya. Rumah Mbah Marijan yang bikin saya penasaran pun, tidak boleh dikunjungi lagi entah kenapa alasannya. Sepanjang jalan cuma ada dua warna sepertinya, Abu-abu dan Hijau. Abu-abu yang terlihat itu hanya batu, batu, batu, pasir, sungai kering, dan sisa reruntuhan erupsi Merapi. Hijau hanya pohon dan rumput yang tumbuh setelah kejadian tanggal 5 November 2010 itu. Ngilu rasanya ngebayangin jadi salah satu penduduk di sana. Bisa dibanyangin sendiri besi aja bisa jadi kaya begini saking panasnya.

Sisa harta salah satu penduduk setelah erupsi Merapi

Benda ini sengaja disimpan untuk mengenang kejadian meletusnya Merapi

After Merapi eruption
Sumber dari driver saya, wisata erupsi gunung Merapi ini sengaja dibangun untuk mengenang kejadian Erupsi Merapi tanggal 5 November 2010. Melihat setiap sudut dari sisa-sisa harta penduduk, saya merinding nggak kebayang gimana kejadian sebenarnya. Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah masih dilindungi dan dikasih sehat.

Kalau yang ini kejadian Gunung Kelud

Sisa harta penduduk


Jarum jam ini nggak bisa digerakin padahal udah mati, jarum jam berhenti saat terjadinya letusan Merapi

Bersyukur :)

Keluar dari salah satu rumah penduduk, kami diantar ke kaki bukit, dari sana bisa liat seluruh pemandangan sekitar Merapi. Ada yang paling bikin saya penasaran yaitu, ada satu batu besar yang dinamakan "Batu Alien" karena wujudnya seperti wajah manusia. Dari cerita drivernya sih, sebelum erupsi, tepat dibawah batu ini berdiri tegak adalah rumah warga. Tapi setelah kejadian, rumahnya udah nggak ada dan batu ini muncul. Nggak kebayang sih, batu ini asalnya dari mana. Guede banget bok. Mungkin aja sih keluar dari letusan gunung. Penasaran? Nih fotonya.

Batu Alien, Bukti Erupsi Merapi
 Gimana, bisa liat nggak bentuk wajah manusia di batu ini?

View dari puncak bukit Merapi

Pemandangan di Merapi bagus, tapi sayang cuacanya lagi nggak bersahabat, panas banget. Udah puas foto-foto, balik turun lagi naik Jeep (yakeleeeus jalan kaki) pulang ke hotel di daerah dekat Malioboro.

HOTEL PULES (PULES EMANG SIH BOBOKNYA)

Namanya Hotel Pules dan cuma nginep satu malam. Lucu ya namanya, mungkin yang punya Hotel punya tujuan supaya tamunya pada pules boboknya. Saya booking Deluxe room untuk 3 orang (saya, mama dan adik). Kamarnya sih lumayan bagus untuk ukuran hotel murah di Yogya. Lokasi juga dekat dengan pusat kota dan hanya beberapa meter dari Malioboro. Hotelnya termasuk baru dengan fasilitas kamar standart. Kurangnya, dengan harga Deluxe, nggak dapet breakfast aja gitu. Jadi kalo mau sarapan ya harus pesen lagi. Itupun sudah hopeless karena lagi Hi Season dan hotel rata-rata sudah full-booked. Nggak apa-apa lah karena cuma semalam.

Sisa waktu sore dan malam di Yogya, saya gunakan untuk jalan-jalan ke Alun-alun dan Malioboro. Nggak lupa beli oleh-oleh pernak-pernik dan Bakpia. Abis itu tepar dan pules. Hahahahaha.


--- To be continued --

No comments:

Post a Comment

Cute Deer