-->

Saturday, February 22, 2014

if tomorrow never comes

Aku ingin katakan, bila suatu hari nanti aku bertemu denganmu jangan sekalipun kau menatapku. Anggap saja aku ini tak ada--pergi bersama egoku.

Ah~~ tapi kalimat barusan hanya kemunafikan saja.
Aku ingin ada satu hari ketika aku ingin sekali menatapmu, menatap wajah indah itu, menatap kenangan dan semua yang pernah tertinggal di dalam ruangan itu. Mungkinkah Tuhan masih bisa mengizinkan kita menggenggam tangan berdua? Mengagumi bahwa hati kita saling menyapa.

Tapi bagaimana bila hari itu tak pernah datang? atau jika hari itu datang, aku yang tak menyadarinya. Tolong, kabari aku bila kau rasa hal yang sama.
Abaikan aku dan lelahku, tapi jangan abaikan rasa ini. Aku sudah cukup terkekang melawan hebatnya ingatan tentang dirimu.

Aku takut bila aku tak bisa menahan emosi saat kulihat kamu dengan seseorang yang tampaknya akan menggantikan aku. Tak apa bila dia lebih baik. Tidak. Apa-apa.
Aku hanya bisa mendengar suara tawamu dalam memoriku, tawa yang keluar dari bibir seorang lelaki yang hangat dalam mendekap.

Bila esok tak pernah datang..
Rangkul aku dalam mimpimu sebagaimana aku selalu menyimpan namamu di dalam hati.
Pergilah seperti senja, yang akan datang lagi di esok harinya.

No comments:

Post a Comment

Cute Deer